Melangitkan Prasangka

Narasil
2 min readOct 8, 2022

— kau akan menjadi satu-satunya perjalanan yang tak akan pernah membuatku lelah untuk menelusuri tiap jejak dan teka-tekinya.

Aku mengerti, tidak banyak kata yang bisa kau ucapkan untuk meyakinkan segala resah yang kurasakan hampir setiap malam kau pergi. Aku mengerti bahwa kau tak akan bisa menghapus raguku sebanyak kau ingin. Keraguan itu terus bersemayam di dasar diriku yang belum pernah kau sentuh itu.

Aku tak bisa menyalahkanmu tentang kau yang terlambat datang, atau aku yang sudah telanjur melangitkan prasangka pada tiap kata yang mengetuk telingaku. Tidak ada yang bisa kulakukan selain meyakini diri sendiri bahwa kelak jika kau pergi, kau akan kembali lagi, dan lagi, padaku.

Setiap hari, aku merasa selalu ingin menyerah. Dalam kepalaku, aku membayangkan diriku melangkah pergi dan mengatakan bahwa semua sudah berakhir dan tak akan pernah aku mulai lagi. Tiap kali aku merasa aku hanya jatuh cinta sendirian, aku memikirkan bagaimana caranya menyerah dan melupakanmu. Kuulangi angan itu berulang kali, selagi aku mengatakan bahwa aku merindukanmu.

Setiap hari, rasanya cinta yang kupertaruhkan untukmu hanya berubah menjadi sia-sia. Aku tidak merasa bahwa rasaku telah terbalas. Aku hanya merasa bahwa kau tetap di sini karena aku yang terus memintamu untuk di sini. Aku merasa bahwa aku tidak seberharga itu untuk tetap tinggal. Jika pun aku tidak sebaik yang kau katakan, jika pun aku tidak memiliki rasa sebanyak yang mampu aku tunjukkan padamu, akankah kau akan tetap memilihku?

Aku tidak mengerti mengapa aku masih terus di sini dan menunggu. Tidak mengerti mengapa aku masih berusaha untuk terus menerus percaya setelah seseorang pernah mengikis rasa percayaku sejak kepergiannya. Tidak mengerti mengapa aku terus berharap menjadi satu-satunya ketika yang kau lakukan setiap harinya adalah membuatku meragu.

Jika memang aku hanya melangitkan prasangka, bukankah seharusnya kau datang dan meyakinkanku? Dan jika itu tak pernah cukup, bukankah seharusnya cukupkan aku pada sebuah rasa yang pasti? Aku menghargai waktu yang kau habiskan untuk terus berada di sisiku. Namun jika kuputuskan untuk bertekuk lutut pada takdirku, akankah kita akhiri segala prasangka ini atau justru menyerah saja pada waktu yang sudah kita habiskan bersama?

--

--

Narasil

Temukan aku pada kata yang tak sempat terucap. Kenali aku pada penjuru kisah yang berdebu. Lepaskan aku pada rangkaian imagi yang dipatahkan waktu.